Tentang Tinnitus atau Telinga Berdenging

Mungkin saat ini masih banyak yang belum mengetahui tentang tinnitus. Tinnitus adalah bunyi berdenging pada telinga. Ini bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala dari kondisi kesehatan tertentu. Seperti adanya cedera telinga, gangguan pada sistem sirkulasi tubuh, atau menurunnya fungsi pendengaran yang muncul seiring bertambahnya usia. Tinnitus merupakan kondisi yang bisa dialami semua orang dari segala usia. Meskipun begitu, gejala ini umumnya dialami oleh lansia yang berusia di atas 65 tahun.

Diagnosis Tinnitus

Pemeriksaan dan diagnosis tinnitus umumnya dilakukan oleh dokter THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan). Dokter akan meminta pasien untuk mendeskripsikan jenis bunyi yang didengar, menanyakan riwayat kesehatan, mengukur tingkat keparahan tinnitus, serta memeriksa kondisi telinga pasien.
Pemeriksaan lebih lanjut yang biasanya dilakukan meliputi evaluasi pendengaran, pemeriksaan darah, CT scan, dan MRI. Rangkaian pemeriksaan tersebut adalah untuk menegakkan diagnosis sekaligus untuk mencari penyebab tinnitus.

Pengobatan Tinnitus

Tiap penderita tinnitus membutuhkan cara penanganan yang berbeda, tergantung pada faktor penyebab tinnitus. Contohnya:

  • Dokter akan mengganti obat yang digunakan jika tinnitus yang muncul merupakan efek samping dari obat-obatan.
  • Apabila penumpukan kotoran telinga terbukti menjadi pemicu tinnitus, dokter akan menganjurkan metode pembersihan telinga atau memberikan obat tetes telinga untuk mengatasinya.

Namun jika penyebab tinnitus tidak diketahui, penanganan yang diberikan bertujuan untuk menekan bunyi tinnitus semaksimal mungkin sehingga tidak mengganggu aktivitas penderita. Langkah-langkah tersebut biasanya meliputi:

  • Tentang Tinnitus atau Telinga BerdengingPenggunaan alat bantu dengar.
  • Prosedur operasi.
  • Terapi suara, misalnya menggunakan bunyi-bunyi lain (seperti suara radio atau rekaman bunyi hujan) untuk menutupi bunyi tinnitus yang dialami.
  • Tinnitus retraining therapy (TRT). Dalam terapi ini, pasien akan dilatih untuk membiasakan diri dengan bunyi tinnitus yang dialami.
  • Terapi perilaku kognitif (CBT) agar pola pikir penderita terhadap tinnitus bisa diubah sehingga terhindar dari stres dan depresi.

Di samping melalui terapi medis, ada juga sejumlah cara yang bisa diterapkan di rumah untuk membantu mengendalikan tinnitus. Beberapa di antaranya adalah dengan sebisa mungkin menghindari pemicu tinnitus jika penyebabnya diketahui, mendengarkan musik yang menenangkan, mencari hobi yang bisa mengalihkan perhatian, mengurangi konsumsi minuman keras, atau melakukan relaksasi (seperti meditasi dan yoga).

Leave a Reply