Tinnitus adalah kondisi di mana ada suara seperti dengungan di telinga. Seorang pasien bernama Eamonn McMahon berbagi ceritanya tentang gangguan pada pendengarannya. Paling tidak ia butuh waktu hingga 2 tahun untuk berkonsultasi dan belajar tentang ketenangan serta meditasi untuk menerima hidupnya yang dihiasi dengan kondisi seperti saat ini. Kondisi yang ia dapatkan diyakini berasal dari kebiasaan memainkan musik terlalu keras.
Warga sipil bernama Eamonn McMahon tak pernah akan lupa dengan adaptasi film dari Cormac McCarthy, seorang yang mendapatkan penghargaan untuk novelnya The Road. McMahon menonton film tersebut pada bulan Januari 2010. Namun bagi McCarthy bukanlah dunia dengan kondisi pasca apocalipstic karena sekelompok kanibal yang membuat kehidupannya berubah untuk selamanya. McMahon membagi ceritanya seperti di bawah ini.
Alasannya untuk menerima keadaannya berawal dari hal yang awalnya biasa saja. Suara bising yang awalnya terasa di telinga kirinya ketika ia duduk di kursi bioskop lokal. Awalnya ia mengira bahwa suara bising di telinga kirinya adalah efek dari sound system yang ada di bioskop. McMahon berusia 44 tahun dan seorang Dublin.
“Saya menjadi lebih siaga lagi dan lagi ketika suara bel yang mendengung itu datang, pertama di telinga kiri dan secara berangsur telinga kanan juga ikut mendengung, namun hal itu masih lebih intens terjadi di elinga kiri,” katanya. Jika melihat ke belakang, ia percaya bahwa suara itu bisa jadi berkaitan dengan fakta bahwa ia adalah seorang musisi. McMahon bermain bass gitar dan suka mendengarkan musik yang keras.
Penyebab Tinnitus yang Dialami McMahon
Sekitar satu bulan setelah malam itu di bioskop, ia mulai menyadari bahwa suara bising yang sudah memenuhi kepalanya itu mulai tidak bisa ditahan. Ia menyadari bahwa suara bising itu tidak mau pergi, hal itu sangat presisten, dan kemudian ia mulai panik karena hal itu sangat mengganggu. “Seluruh hidup saya seperti terkonsentrasi pada suara bel yang mendengung di telinga saya. Hal itu mengambil alih hidup saya dan saya menjadi mudah marah sekaligus depresi.”
McMahon, yang pada akhirnya mengetahui fakta, telah secara tidak sengaja bergabung dengan sekitar 45.000 orang di Irlandia yang juga menderita tinnitus. Sebuah kondisi yang secara umum mempengaruhi satu dari 10 orang dewasa. Biasanya hal itu juga digambarkan dengan masalah signifikan yang berkaitan dengan kecemasan, sulit tidur, dan depresi yang tentunya diakibatkan oleh tinnitus tersebut.
Setelah ia berkumpul dengan sesama penderita tinnitus, McMahon kemudian mengikuti seminar bertajuk Tinnitus Awareness Week di tempat kerjanya. Dan kemudian merasa dimotivasi untuk berkonsultasi di Deafhear.ie. Yang merupakan sebuah organisasi yang memberikan serangkaian layanan untuk orang-orang tuli dan juga mereka yang mengidap gangguan pendengaran.
Beberapa minggu kemudian ia mendapatkan sesuatu yang membuatnya ikut konseling. Hingga dua tahun yang disebut dengan Tinnitus Re-Training Therapy (TRT) yang didapatkannya selama berkonsultasi di DeafHear secara gratis. Selain itu McMahon juga belajar tentang meditasi dan ketenangan.
Menurut Dr Nash Patil, seorang konsultan di Sligo General, tinnitus dapat mengakibatkan depresi atau perasaan tidak mampu. Bayangkan saja setiap penderitanya harus mendengarkan suara bising tersebut sejak ia bangun di pagi hari. Maka dari itu perlu treatmen untuk sistem saraf agar berfungsi dengan baik sehingga suplai darah ke bagian dalam telinga tidak tenganggu. Therapi dan konseling adalah contoh dari treatmen tanpa obat.