Telinga berdengung atau tinitus merupakan gejala yang muncul ketika seseorang kehilangan kemampuan mendengarnya secara permanen. Pasien yang didiagnosa mengalami Tinnitus akan terus menerus mendengar dengungan di dalam telinga. Dengungan itu terdengar mulai dari frekuensi suara yang lembut hingga suara dengungan yang melengking dan keras. Penelitian menunjukkan satu dari sepuluh orang dewasa memiliki Tinnitus. Beberapa orang bahkan lebih berpotensi memiliki tinnitus dibandingkan yang lain, misalnya mereka yang bekerja di tempat yang bising.
Orang-orang yang lebih berpotensi mengalami Telinga Berdengung
Veteran
Veteran yang sempat ikut berperang kemungkinan memiliki potensi untuk mengalami gangguan pendengaran. Suara mortar dan senapan, belum lagi suara mesin helikopter yang memekakkan telinga memperbesar kemungkinan para veteran untuk kehilangan kemampuan mendengarnya.
Pekerja pabrik dan mesin berat
Orang-orang yang bekerja di pabrik atau bekerja di sekitar mesin berat juga berpotensi mengalami gangguan pendengaran. Para pekerja di bandara atau teknisi pesawat juga memiliki potensi yang sama. Ketika seseorang secara terus menerus berada di lingkungan yang sangat berisik, sel-sel rambut yang menangkap getaran suara didalam telinga dapat menjadi rusak secara permanen. Sel-sel rambut yang menangkap getaran suara itulah yang mengirim sinyal suara ke otak. Sayangnya, ketika rusak sel-sel rambut ini tidak dapat lagi dipulihkan sehingga biasanya penderita akan mendengar dengungan di telinga.
Musisi
Musisi yang menghabiskan banyak waktu dalam tur di jalan juga berpotensi mengalami kerusakan pendengaran. Bukan hanya suara bernada tinggi yang mempengaruhi telinga, tetapi frekuensi rendah juga. Musisi yang menghabiskan karir mereka dikelilingi oleh tumpukan amplifier akan terpapar suara bising dalam jangka panjang. Ini merupakan penyebab utama kerusakan pendengaran.
Apa yang bisa dilakukan?
Walaupun tinnitus tidak dapat disembuhkan, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapinya. Latihan pernafasan diafragma akan membantu mengurangi efek Tinnitus pada pasien. Latihan pernafasan akan membuat pasien lebih tenang dan mampu mengelola kecemasan. Jika perlu latihan meditasi juga bisa dilakukan untuk mengurangi kepanikan sehingga pasien dapat lebih mengelola diri.
Sayangnya, untuk beberapa orang latihan ini tidak cukup. Diperlukan terapi audio sebagai treatment tambahan. Dokter THT atau ahli pendengaran dapat membantu pasien untuk mengurangi rasa sakit di telinga. Mendengarkan musik dengan suara agak keras dan mendengarkan suara alam bisa sangat membantu. Beberapa pasien bahkan disarankan untuk mendengarkan musik-musik atau suara-suara tertentu pada malam hari menjelang tidur.