Tinnitus atau yang dikenal dengan telinga berdenging, memengaruhi sekitar 35 juta orang di Amerika dan penyebab dari tinnitus beragam. Bukan hanya dering, tetapi juga dapat didengar sebagai dengungan, auman, desis, klik, rengekan bernada tinggi, dengungan bernada rendah, bahkan seperti detak jantung. Tinnitus sebenarnya merupakan gejala umum dari beberapa masalah medis seperti:
- infeksi telinga
- impaksi likotoran telinga
- paparan kebisingan (seperti konser rock)
- TMJ (sendi temporomandibular)
- befek samping dari obat – obatan seperti aspirin, ibuprofen, kafein atau pil KB
Tinnitus mungkin juga merupakan gejala penyakit yang lebih serius seperti tekanan darah tinggi, kecemasan/depresi, diabetes, gangguan tiroid, penyakit meniere, gangguan pembuluh darah, atau tumor.
Jenis Tinnitus
Ada dua jenis tinnitus yaitu:
- tinnitus subjektif, ketika suara yang didengar penderita dapat dianggap sangat keras dan hanya didengar oleh diri sendiri
- tinnitus objektif, kondisi yang kurang umum ketika suara dapat didengar oleh penderita dan penyedia medis menggunakan stetoskop
Penyebab Tinnitus
Menemukan penyebab tinnitus bisa sederhana atau memerlukan tes diagnostik yang ekstensif. Dalam banyak kasus, penyebabnya tidak pernah ditemukan, tinnitus bahkan membuat frustrasi banyak penderitanya.
Jika penyebabnya ditemukan, maka mengatasi tinnitus bisa sangat terfokus. Misalnya, jika seorang penderita tinnitus sedang mengonsumsi aspirin dan diketahui memiliki tekanan darah tinggi, aspirin dapat dihentikan dan obat-obatan diberikan untuk mengontrol tekanan darah.
Bahkan jika penyebab spesifik tidak pernah ditemukan, masih cara lain untuk mengatasi tinnitus. Kombinasi terapi dari waktu ke waktu biasanya menawarkan harapan terbaik.
- Biofeedback, pelatihan relaksasi, konseling dan psikoterapi individual membantu mengelola stres dan membantu Anda mengubah reaksi tubuh terhadap tinnitus. Tinnitus Retraining Therapy (TRT) menggabungkan konseling dengan suara latar khusus yang dirancang untuk membantu orang menekan suara tinnitus mereka.
- Obat anti kecemasan, seperti Valium atau Xanax, serta berbagai macam obat antidepresan, sangat membantu penderita tinnitus. Obat lain, seperti diuretik, pelemas otot, obat antikonvulsan dan antihistamin juga digunakan.
- Alat bantu dengar khusus, perangkat penyamaran elektronik, atau keduanya, sering digunakan ketika metode lain gagal mencapai kontrol. Implan koklea dan perangkat stimulasi koklea sedang diselidiki untuk kasus tinnitus yang parah dan sulit ditangani. Suntikan bedah lidokain langsung ke telinga bagian dalam juga digunakan dalam beberapa kasus.
- Pengobatan alternatif seperti hipnosis, akupunktur, penyesuaian chiropraktik, suplemen vitamin/mineral, dan pengobatan herbal mungkin menjanjikan, tetapi menurut penelitian hanya ada sedikit mengenai efektivitasnya. Ginkgo biloba yang sedang dipelajari untuk menentukan efektivitasnya untuk tinnitus, dikatakan meningkatkan aliran darah dan fungsi saraf. Gunakan ginkgo biloba dengan hati-hati jika Anda memiliki gangguan pendarahan atau mengonsumsi obat pengencer darah. Jelajahi pilihan alternatif dengan hati-hati, dengan kerjasama dari penyedia medis Anda.
Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup tertentu sangat penting bagi mereka yang menderita tinnitus. Karena penyebab tinnitus antara lain seperti berikut ini:
- Kafein adalah salah satu pemicu tinnitus yang paling umum dan harus sangat dibatasi. Kopi, teh, cola berkafein dan cokelat semuanya mengandung sejumlah besar kafein yang mampu menyempitkan aliran darah ke telinga.
- Nikotin juga menyempitkan aliran darah dan dapat memperparah tinnitus, sehingga harus dilakukan upaya untuk menghentikan semua penggunaan tembakau.
- Aspirin, terutama dosis yang lebih tinggi, dapat menyebabkan atau memperburuk tinnitus. Beralih ke produk asetaminofen.
- Diet rendah garam juga direkomendasikan oleh banyak penyedia medis, jadi sembunyikan saltshaker itu dan perhatikan kandungan natrium dari makanan yang Anda makan.
Meredakan dering didalam telinga Anda akan membutuhkan komitmen seumur hidup untuk perubahan gaya hidup, perawatan medis kooperatif, dan yang paling penting, sikap positif dan optimis.
Pencegahan tinnitus dapat mencakup hal-hal yang jelas seperti membatasi paparan suara keras, tetapi vitamin dan olahraga juga dapat membantu. Berolahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan aliran darah ke struktur telinga, sementara B-12 dapat membantu tubuh membuat bahan yang melindungi saraf telinga bagian dalam. Sumber B-12 yang baik termasuk produk susu, daging, dan telur.
Hampir setiap orang sesekali mengalami dering (atau menderu, mendesis, mendengung, atau denting) di telinga mereka; kebanyakan tinnitus yang datang dan pergi tidak memerlukan perawatan medis. Tetapi jika tinnitus Anda disertai dengan gejala lain, menjadi persisten, atau mulai terlokalisasi di satu telinga, kunjungi profesional kesehatan.
Jika Anda mencurigai adanya gejala atau tanda tinnitus, segera hubungi pusat layanan kesehatan atau spesialis THT dan segera lakukan penanganan yang sesuai dengan gejala Anda. Ingat, tinnitus yang dibiarkan atau tidak ditangani akan semakin parah dan mengganggu aktivitas Anda.
Source:
https://www.webmd.com/men/features/ringing-buzzing-of-tinnitus