Jika Anda menemukan bahwa diri Anda mudah terganggu oleh suara – suara tertentu atau Anda merasa dapat mendengar suara yang tidak dapat didengar oleh orang lain, Anda mungkin mengalami tinnitus atau hyperacusis. Baik tinnitus dan hyperacusis adalah kondisi yang berkaitan dengan hipersensitivitas pendengaran terhadap suara baik suara nyata maupun yang dirasakan.
Tinnitus
Tinnitus adalah suara yang dirasakan oleh seseorang di mana suara tersebut sebenarnya tidak ada secara nyata karena muncul dari dalam diri penderitanya. Gejala ini dapat terjadi pada salah satu maupun kedua sisi telinga. Suara tersebut biasanya berupa dengungan atau deringan secara konstan. Hal ini tentu menimbulkan ketidaknyamanan secara signifikan dan sangat mengganggu para penderitanya.Tinnitus adalah kondisi yang umum terjadi khususnya pada orang yang lebih tua. Gejala ini dapat berlangsung selama berbulan – bulan atau bahkan bertahun – tahun. Ada yang mengalaminya terus menerus dan ada pula yang hanya di waktu – waktu tertentu. Biasanya tinnitus juga dikaitkan dengan berbagai macam gejala kehilangan pendengaran.
Hyperacusis
Sama seperti tinnitus, hyperacusis adalah sensitivitas yang berlebih terhadap suara. Namun tidak sama dengan tinnitus, suara yang berkaitan dengan hyperacusis benar – benar ada di lingkungan sekitar penderita. Jadi bukan suara yang muncul dari dalam. Suara tersebut dapat berupa suara gemericik air atau ponsel yang berdering. Beberapa jenis suara menyebabkan rasa tidak nyaman yang sangat ekstrem. Orang – orang yang mengalami gangguan ini biasanya akan menghindari suara yang mereka anggap mengganggu. Bahkan ada yang sampai tidak mau meninggalkan rumah karena ingin menghindari suara tersebut. Hyperacusis itu sendiri terdiri dari dua bentuk yakni hyperacusis koklea dan hyperacusis vestibular.
– Hyperacusis Koklea
Jenis hyperacusis ini merupakan hipersensitivitas terhadap suara di suatu tempat atau lingkungan. Penderita mungkin mengalami rasa cemas dan tidak nyaman ketika mendengarkan suara tersebut. Bahkan walaupun sudah menggunakan penutup telinga, ia masih dapat merasakan nada dan frekuensi suara tersebut.
– Hyperacusis Vestibular
Hyperacusis Vestibular hampir sama dengan hyperacusis koklea. Namun kondisi ini juga disertai dengan kehilangan salah satu keseimbangan ketika terpapar suara tertentu. Kondisi ini ini akan terasa sangat sulit bagi penderitanya karena merupakan gabungan dari kecemasan dari hyperacusis koklea dan diiringi dengan mual, pusing, dan ketidaknyamanan fisik lainnya.
Hubungan Antara Tinnitus dan Hyperacusis
Banyak orang yang menderita tinnitus biasanya juga mengalami hyperacusis atau sebaliknya. Seseorang yang sudah mengalami tinnitus memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami hyperacusis. Kedua kondisi ini tergolong umum dan diketahui dialami oleh composer kenamaan, Ludwig Van Beethoven. Beberapa faktor risiko yang paling umum terjadinya tinnitus dan hyperacusis adalah pendengaran yang terpapar oleh kebisingan, cedera kepala, traumatik, diabetes, infeksi telinga, gangguan neurologi, dan banyak lainnya.
109 Comments on “Hubungan Antara Tinnitus dan Hyperacusis”