Siapa yang Berpotensi Tinnitus dan Cara Menanganinya

Tinitus merupakan penyakit yang muncul ketika seseorang kehilangan kemampuan mendengarnya secara permanen. Pasien yang didiagnosa Tinnitus akan terus menerus mendengar dengungan di dalam telinga. Dengungan itu terdengar mulai dari dengungan pelan hingga suara dengungan yang melengking dan keras. Penelitian menunjukkan satu dari sepuluh orang dewasa memiliki Tinnitus. Beberapa orang bahkan lebih berpotensi memiliki Tinnitus dibandingkan yang lain, misalnya mereka yang bekerja di tempat yang ribut. Berikut orang-orang yang lebih berpotensi terkena Tinnitus dan bagaimana cara mengatasinya.

  1. Veteranveteran

Veteran yang sempat ikut berperang kemungkinan memiliki potensi untuk kehillangan pendengaran. Suara mortar dan senapan, belum lagi suara mesin helikopter yang memekakan telinga memperbesar kemungkinan para veteran untuk kehilangan kemampuan mendengarnya.

2. Pekerja pabrik dan mesin berat

Orang-orang yang bekerja di pabrik atau bekerja di sekitar mesin berat juga berpotensi kehilangan pendengaran. Para pekerja di bandara atau teknisi pesawat juga memiliki potensi yang sama. Ketika seseorang secara terus menerus berada di lingkungan yang sangat berisik, bulu-bulu halus yang menangkap getaran suara di dalam telinga bisa rusak permanen. Bulu-bulu halus yang menangkap getaran suara itulah yang mengirim sinyal suara ke otak. Sayangnya, ketika bulu penangkap getaran suara tersebut rusak, bulu-bulu tersebut tidak dapat lagi dipulihkan sehingga biasanya penderita akan mendengar dengungan di telinga.

3. Musisimusician

Musisi yang menghabiskan banyak waktu dalam tur di jalan juga berpotensi mengalami kerusakan pendengaran. Bukan hanya suara bernada tinggi yang mempengaruhi telinga, tetapi frekuensi rendah juga. Musisi yang menghabiskan karir mereka dikelilingi oleh tumpukan amplifier akan memiliki eksposur jangka panjang untuk gelombang suara tinggi dan frekuensi rendah. Ini merupakan penyebab utama kerusakan pendengaran.

Apa yang bisa dilakukan

Walaupun penyakit ini tidak dapat disembuhkan, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapinya. Latihan pernafasan diafragma akan membantu mengurangi efek Tinnitus pada pasien. Latihan pernafasan akan membuat pasien lebih tenang dan mampu mengelola kecemasan. Jika perlu latihan meditasi juga bisa dilakukan untuk mengurangi kepanikan sehingga pasien dapat lebih mengelola diri.

Sayangnya, untuk beberapa orang latihan ini tidak cukup. Diperlukan terapi audio sebagai treatment tambahan. Terapis audio dapat membantu pasien untuk mengurangi rasa sakit di telinga. Mendengarkan musik dengan suara agak keras dan mendengarkan suara alam bisa sangat membantu. Beberapa pasien bahkan disarankan untuk mendengarkannya pada malam hari menjelang tidur.

Leave a Reply