Penyebab Terjadinya Tinnitus Yang Perlu Diwaspadai

Sekitar 10 persen populasi manusia di dunia mengalami kehilangan pendengaran dan tinnitus. Tinnitus merupakan persepsi suara yang dihasilkan oleh diri sendiri seperti dengungan atau dering di telinga tanpa adanya sumber suara dari luar. Penyebab terjadinya tinnitus biasanya muncul setelah seseorang terpapar suara keras terlalu lama. Para ilmuwan beranggapan bahwa tinnitus disebabkan oleh kerusakan sel-sel saraf di dalam telinga. Namun sejauh ini masih belum ada pengobatan yang benar-benar efektif atau langkah pencegahan untuk kondisi ini.
Belum lama ini jurnal penelitian pendengaran mengumumkan bahwa para peneliti dari Universitas Leicester dari bagian Fisiologi Sel dan Farmakologi. Telah menemukan mekanisme seluler yang dapat menjadi sumber munculnya tinnitus setelah terpapar oleh suara keras. Penemuan ini tentu dapat menjadi terobosan untuk mengembangkan pengobatan baru untuk merawat tinnitus. Saat ini para peneliti masih melakukan investigasi obat – obat potensial yang dapat mencegah kondisi ini.

Faktor Penyebab Terjadinya Tinnitus

Dr. Martine Hamann selaku pemimpin penelitian dari Universitas Leicester mengatakan bahwa kita perlu mengetahui implikasi paparan suara yang berlebihan. Tidak hanya berkaitan dengan kehilangan pendengaran tetapi juga apa yang terjadi di otak dan sistem saraf pusat. Tinnitus dipercaya menjadi dampak dari perubahan tingkat eksitabilitas pada sel – sel di dalam otak. Jadi sel – sel tersebut menjadi lebih reaktif dan dalam kasus ini lebih reaktif pada suara yang bukan ‘suara’ sesungguhnya.
Para peneliti menguji sel – sel di bagian inti koklea di otak belakang yang berperan membawa sinyal suara dari sel saraf telinga menuju bagian otak yang bertugas menerjemahkan suara. Paparan suara keras dapat berpengaruh terhadap beberapa neuron di inti koklea sehingga berperilaku tidak terkendali yaitu dengan menimbulkan respon yang tidak menentu. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan penyebab terjadinya tinnitus.
Dr. Harmann mengatakan bahwa paparan suara yang keras dapat memicu terjadinya kehilangan pendengaran selama beberapa hari setelah terpapar suara tersebut. Hal ini juga memicu aktivitas neuron di dalam inti koklea menjadi tidak terkendali. Hal ini terjadi sangat cepat selama beberapa hari.
Terobosan dari penelitian ini adalah peneliti menemukan mekanisme seluler tertentu yang mengarah pada aktivitas neuron yang berlebih. Mereka menemukan bahwa saluran potassium yang membantu mengontrol sel – sel saraf mengalami kerusakan. Neuron tersebut tidak mampu kembali ke keadaan istirahat sehingga terus menerus melakukan reaksi yang menciptakan sensasi suara konstan walaupun tidak ada suara dari luar.
Dr. Harmann menjelaskan bahwa dalam kondisi normal, saluran tersebut membantu menurunkan aktivitas elektrikal selular sehingga kembali ke keadaan istirahat dan memungkinkan sel – sel berfungsi dengan pola reguler. Setelah terpapar oleh suara yang keras, saluran tersebut berfungsi kurang optimal sehingga sel-sel menjadi aktif secara konstan dan tidak mampu mencapai kondisi istirahat. Sehingga memunculkan suara-suara tidak biasa yang dikenal sebagai tinnitus.

Leave a Reply